Kamis, 31 Desember 2015

Foto-foto Asam Gelugur

 Pohon asam gelugur produktif.














Kecambah asam gelugur baru dicabut dan akan ditanam ke polibag.











Dari sini nih, asal kecambah tadi.

Bijinya dari pohon yang sudah cukup umur dan produksinya bagus.

Foto-Foto Admin Blog ini.

Sebelum Anda menyimak artikels tentang budidaya asam gelugur, silahkan nikmati dulu kegantengan wajah saya. Wakakakakaka....... ini asli lho.

                                                     Waktu jadi imam.

                                                    Waktu jadi EO sebuah acara.

                                                    Waktu jadi petani.

                                                    Waktu jadi wartawan, nungguin nara sumber datang.           

                                                   Waktu jadi kameramen acara pernikahan.

                                                                       Waktu jadi ayah

                                                         Di penangkaran bibit tanaman.

Udah, segitu saja.
Salam.

Bibit Asam Gelugur Yang Akan Saya Tanam di Riau





Dalam waktu dekat, saya berencana akan menanam asam gelugur seluas 1 ha di Baserah, Riau.
Asal bibit dari biji. Jarak tanam 8x8 meter, mata lima atau segi tiga sama sisi.
Satu lubang tanam berisi dua batang bibit.
Yang jantan nanti akan saya tebang.
Kayunya saya jual atau saya bikin kayu api untuk memasak nira aren, karena saya juga akan menanam 1 ha tanaman aren/enau, penghasil gula aren.
Selain asam dan aren, saya juga akan menanam durian unggul, jenis kani dan monthong, seluas 1 ha juga.
Insya Allah akan sukses.
Aamiiin YRA.
*** 
Mengapa saya menanam tiga jenis tanaman di tiga hektar lahan?
Karena saya tidak mau menaruh semua telur saya dalam satu keranjang. Minimalisir resiko.
Mengapa saya tidak menanam sawit saja?
Karena saya tahu, ketiga varian tadi akan menghasilkan uang yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan apa yang akan dihasilkan oleh tanaman kelapa sawit.
***
Rencana saya, sebelum ketiga tanaman itu berproduksi, lahan akan saya tanami dengan singkong gajah secara tumpang sari.
 

Jual Bibit Asam Gelugur







Jual bibit asam gelugur.
Asal biji. Indukan terpilih.
Tinggi 18-20 cm. Umur 6 bulan.
Polibag ukuran 12x17 cm, berat 600 grams.
Harga rp.7.000/batang. Stok ada 2.000 batang.
Harga nett. Pembeli angkut sendiri.
Ongkos muat dan surat jalan kami tanggung.
Alamat jalan lintas Medan-Kisaran KM 129, Desa Petatal, Talawi, Batu Bara, Sumut. Depan Puskesmas Petatal, dekat SPBU Petatal-Batu Bara.
HP 0813 7000 8997 dengan Muhammad Isnaini alias Bang Pilot.
Saya juga adalah seorang penulis agrobisnis terverfikasi  di Kompasiana  dengan nama pena Bang Pilot.

Link : Kompasiana.com/bangpilot/

Sabtu, 12 Desember 2015

Memilih Jenis Bibit Asam Gelugur



                                             Buah asam gelugur. Putik, muda dan matang.

Memilih Jenis Bibit Asam Gelugur
Saat ini, ada tiga jenis bibit asam gelugur.
1.Asal dari biji.
2.Asal dari stek akar, dan
3.Asal dari sambung pucuk.

Dari ketiga jenis bibit asam gelugur (selanjutnya ditulis AG) tadi, yang terbaik adalah yang jenis sambung pucuk. Namun sangatlah sulit mendapatkan bibit jenis ini karena penangkar sukar mendapatkan pucuk yang akan disambungkan kepada anakan asal biji. Pucuk yang bisa disambungkan hanyalah pucuk dari indukan betina yang baik dan merupakan pucuk puncak atau roof top. Dalam satu pohon indukan, paling-paling hanya akan didapat 1 atau 2 pucuk saja.

Jika pucuk berasal dari ranting, maka sampai kapan pun arah tumbuhnya tidak akan mau ke atas, tetapi tetap ke samping meski sudah disokong atau pun sudah di potong (cutting top). Karena sulit membuatnya inilah, maka bibit AG asal sambung pucuk biasanya dijual dengan harga yang mahal, antara Rp.100.000 sd. Rp.200.000/batang. Pembeli juga harus ekstra hati-hati, mana tahu ada penjual bibit yang nakal, membuat lalu menjual bibit AG yang pucuknya berasal dari bagian ranting. Secara fisik ini sukar dibedakan jika bibit masih belum tumbuh besar.  

Penulis sendiri saat ini masih bereksperimen bagaimana caranya agar sambungan itu mau tumbuh ke atas.

Ada pun bibit AG asal stek akar, maka ia mempunyai kekurangan yang mendasar. Tanaman AG asal stek akar memang akan betina semuanya, tetapi ia rentan terhadap angin kencang dan kekeringan, akibat akarnya yang terbatas dan bukan akar tunggang. Selain itu, tanaman AG jenis ini juga tidak bisa hidup terlalu lama. Menurut beberapa pendapat yang pernah penulis dengar dari beberapa pakar AG, batas usianya hanya sekitar 30 tahun. Kekurangan lainnya adalah tajuk pohonnya yang kecil, mirip tajuk tanaman asal cangkokan, sehingga buahnya juga akan sedikit. Sedangkan kelebihannya adalah ia akan lebih cepat berbuah, yakni pada umur sekitar 6 tahun.  Adapun harga bibit AG jenis ini ada di kisaran RP.50.000/batang.

Jika bibit AG yang kita tanam berasal dari biji, maka kekurangan mendasarnya adalah persentase kelamin jantan/banci (hermaprodite) yang cukup besar. Menurut pengalaman dan pendapat para ahli AG, persentase jantan itu ada di kisaran 20%-40%.

Penulis sendiri pernah dua kali mengirim bahan tanam ke sebuah laboratorium kultur jaringan di Jakarta, meminta mereka membuatkan bibit AG asal kultur jaringan (invitro), namun sejauh ini masih belum berhasil. Penulis memang tahu, jenis tanaman yang sulit dicangkok, maka akan sulit pula ditumbuhkan selnya di dalam cawan petri kultur jaringan.  

Hehehe, sebelum mengirim bahan tanam ke Jakarta, penulis pernah mencoba menumbuhkan sel jaringan AG ini di labor milik penulis, namun hasilnya gatot alias gagal total. 


                                                     Kuljar AG ku yang gagal.

Untuk itulah, kemudian penulis memutuskan menanam AG di lahan penulis di Riau dengan bibit asal biji, dengan sistim tanam dua kali populasi. Jarak tanam jadinya 4x8 meter, dan nanti yang jantan akan ditebang. Jual kayunya saja. Penyebaran  titik tumbuh betina tentu sulit akan teratur. Namun penulis yakin, dengan cara ini akan didapat sebuah kebun AG yang cukup bagus. Bisa diwariskan ke anak, cucu, cicit dst.

Ready stok bibit AG asal biji 1.000 batang. Harga Rp.7.000/batang. Tingi 15-18 cm. Dalam polibag kecil ukuran 12x17cm, berat 6 ons. Masih harus disalin ke polibag besar (ukuran 25x30 cm) dan di piara dulu selama 3 bulan baru siap tanam. Selama itu, bibit AG harus diajarkan kena panas matahari. Caranya ialah dengan menaruhnya di bawah para-para/pelindung dari daun kelapa/kelapa sawit.  Atur agar kerapatan daun melewatkan 40% cahaya, lalu biarkan daun kelapa sawit hancur dengan sendirinya. Daun kelapa sawit lebih direkomendasikan dari pada daun kelapa, karena daun kelapa lebih awet sehingga kurang baik meluluskan cahaya.



Jika berminat, hubungi  hp. 0813 7000 8997 dengan Muhammad Isnaini alias Bang Pilot. Alamat di Jalan Lintas Medan-Kisaran km 129, depan Puskesmas Petatal, dekat SPBU Petatal-Batu Bara.  Dusun III desa Petatal, kec. Talawi, Kab. Batu Bara, Sumut.

Sabtu, 12 September 2015

Asam Gelugur Betina Ternyata Butuh Pasangan !


Pohon asam gelugur (Garcinia Atroviridis) termasuk tumbuhan berumah dua. Artinya, tegakan betina dan jantan ada dalam pohon yang berbeda.
Sejak lama, pohon ini terkenal memiliki potensi ekonomi yang sangat tinggi. Hasil brutto per hektar pertahunnya sekitar Rp.375.000.000. Bandingkan dengan tanaman kepala sawit yang hanya akan menghasilkan uang sekitar Rp.28.000.000 dalam luasan dan tenggang waktu yang sama.
Kendala terbesar budidaya asam gelugur (AG) ini adalah sulitnya mendapatkan bibitnya. Selain itu, ketika masih di usia muda, tanaman AG juga rentan terhadap hama pemakan daun dan jamur akar.
Dalam prakteknya, AG diperbanyak melalui biji dan stek akar. Jika dari biji, kekurangannya adalah rasio beda jenis kelamin yang cukup lebar, bisa jadi antara 30%-40%-nya akan menjadi hermaprodite (banci/lebih mendekati jantan).Tanaman AG yang banci ini akan menghasilkan bunga, namun kebanyakan bunganya akan gugur dan kurang dari 4% yang bakal menjadi buah. Kalau pun menjadi buah, buahnya kecil-kecil dan mudah gugur. Bunga AG dari pohon hermaprodite sendiri mengandung polen yang sangat banyak. AG yang dikembangkan dari biji baru berbuah pada umur 7 tahun.  Keuntungan membenihkan AG dari biji adalah hal itu mudah dilakukan, persentase perkecambahan tinggi, persentase keberhasilan sampai menjadi bibit siap tanam juga lumayan bagus, di atas 50%. Tanaman akan menjadi kokoh dan kuat karena berakar tunggang, serta dapat terus hidup dan berproduksi dengan baik sampai umur ratusan tahun.
Sifat kelamin tanaman AG ini adalah kuat, artinya tidak bisa diubah dengan cara perlakuan. Beda dengan pepaya, yang bisa diubah jenis kelaminnya dengan beberapa cara; aplikasi hormon, misalnya.
Adapun kekurangan AG jika dikembangkan dari stek akar adalah jumlah yang didapat hanya sedikit, mengingat pohon induk bisa mati jika akarnya terlalu banyak yang dipotong dan diambil. Pohon yang dihasilkan juga akan mudah tumbang karena tidak memiliki akar tunggang, dan umumnya akan mati pada umur 30-35 tahun. Selain itu, jumlah buah perpohonnya juga lebih sedikit, karena postur tajuk pohon yang lebih kecil. Kelebihannya adalah, bibit yang ditanam pasti betina, mengikut sifat indukannya, dan cepat berbuah (antara 5,5-6 tahun sesudah tanam).
Mengapa bibit AG asalan biji banyak jantannya? Karena mengikuti sifat genetika kedua indukannya, yakni indukan betina yang menghasilkan putik dan indukan jantan yang menghasilkan polen. Penyerbukan umumnya terjadi lewat angin. Hanya sebagian kecil lewat serangga.

Menurut para ahli botani, tanaman keluarga Garnicia (manggis-manggisan) ini dapat menghasilkan biji betina jika diberikan perlakuan. Caranya adalah dengan membungkus bunganya yang belum mekar dengan kertas minyak (Apomixis).

Bungkusan dibiarkan sampai bunga mekar selama 2 minggu. Karena tidak terjadinya penyerbukan dari pejantan (polen), maka semua biji yang terbentuk akan menghasilkan tanaman betina. Patut dicatat bahwa tanaman AG termasuk tanaman yang dapat menghasilkan biji subur meski tidak terjadi penyerbukan.
Namun sayang, cara ini kemudian juga menjadi kurang efektif, karena bunga yang dibungkus itu banyak yang gugur. Hanya 17% yang bertahan hingga menjadi buah tua. Biji yang terbentuk juga sedikit dan kecil-kecil. Rata-rata dalam satu buah hanya terdapat 3 buah biji. Ketika dikecambahkan,  persentase perkecambahannya juga rendah. Kurang dari 20% berkecambah dalam waktu 1 bulan. Bandingkan dengan biji yang berasal dari buah tanpa perlakuan yang bisa berkecambah sebanyak 90%.
Pembungkusan bunga dan putik juga berpengaruh terhadap bobot buah. Bunga yang dibungkus tumbuh menjadi buah yang kecil-kecil hingga otomatis bobotnya menjadi ringan. Hal ini makin menguatkan dugaan adanya peran polen (tepung sari) dalam mempengaruhi dan memperbesar ukuran buah.  
Sejauh ini, percobaan dengan menggunakan senyawa buatan yang sama dengan senyawa yang terkandung di dalam polen menemui kegagalan. Bunga yang dibungkus lalu diolesi dengan ‘polen’ buatan tadi tetap tumbuh menjadi buah yang kerdil.
Adanya peran polen dalam memperbesar ukuran buah ini membuat para ahli menganjurkan agar para pekebun AG tidak menebang semua pohon AG yang hermaprodite, atau biasa disebut asam jantan. Satu pohon AG hermaprodite dapat memenuhi kebutuhan 15 pohon AG betina akan polen. Artinya, minimal harus ada 17 batang pohon asam jantan dalam satu hektar  kebun AG.
Penulis sendiri pernah menguji teori ini, dan akhirnya penulis setuju. Penulis mengamati, pohon AG betina yang tidak memiliki pendamping berupa pohon AG hermaprodite, ukuran buahnya cenderung lebih kecil dibandingkan dengan pohon AG betina yang memiliki pendamping di sekitarnya. Jumlah butir buah pohon AG betina yang ‘jablay’ juga terpantau lebih sedikit dan rentan gugur selagi masih putik.
Terbukti, asam gelugur saja butuh pasangan. Kalau Anda masih single, ya mikir! Keh keh keh .....

Sabtu, 15 Agustus 2015

Pemberitahuan

Mulai tanggal 16 - 8 - 2015 s.d tanggal 30 - 8 - 2015, admin blog ini (Bang Pilot) akan berada di daerah yang sulit sinyal seluler. Jika ada yang penting, silahkan sms ke nomor hp. 0813 7000 8997 pada pukul 20.00 WIB.

Salam tani sukses mandiri!

Jumat, 14 Agustus 2015

Budidaya Asam Gelugur, Kendala dan Solusi Terakhir!



Tanaman asam gelugur alias asam keping alias asam potong saat ini sedang naik daun. Nilai jual buahnya yang segar maupun yang sudah dikeringkan terus saja meroket dari waktu ke waktu. Saat ini harga asam gelugur gelondongan basah ada di kisaran rp.6.000/kg. Sedangkan yang kering jemur sudah bertenger di tangga harga rp.34.000/kg. Satu kg asam gelugur kering berasal dari lima kg buah asam segar.
Jika dibudidayakan, tanaman asam gelugur akan mulai belajar berbuah pada umur 7 tahun. Sedangkan bila tumbuh liar di alam, tumbuhan penghasil rasa masam ini baru akan berbuah pada umur 9-10 tahun. Berat rerata sebutir buah adalah 350 gram.  
Selain harga jual produknya yang selalu menanjak, tanaman ini masih punya satu kelebihan yang jarang dimiliki oleh tanaman lain. Asam gelugur dapat tumbuh secara abadi! Umurnya bisa sampai ratusan tahun. Hingga hasilnya bisa dinikmati oleh penanamnya, berikut anak, cucu, cicit, pirit, antah-antah dan oneng-onengnya. Tujuh turunan! Asam gelugur terus tumbuh seiring waktu, dengan buahnya yang semakin banyak. Tidaklah ganjil jika satu pohon saja bisa menghasilkan satu ton buah segar dalam satu tahun (ini yang umurnya udah bangkotan ya).
Lalu, apa kendala pembudidayaannya? Mengapa orang tidak lantas beramai-ramai menanamnya?
Karena : mendapatkan bibitnya tidaklah mudah. Dan, sampai berumur satu tahun, tanaman asam gelugur pada dasarnya belum menginginkan paparan sinar matahari secara terbuka. Karena itu agak sulit menanamnya di areal yang sudah terlanjur terbuka. Kami mengakali hal ini dengan membuatkan peneduh dari daun kelapa sawit dan kuga menanam singkong sebagai pohon pelindung.
Pemilihan bibit.
Tanaman asam gelugur yang bisa abadi itu, hanyalah yang bibitnya berasal dari biji. Jika dikembangkan secara vegetatif, maka akarnya yang tak punya akar tunggang itu akan membuat pohon mudah rebah saat sudah tinggi dan tertiup angin kencang. Juga rentan mati saat kemarau yang keras, terutama jika di tanam di perbukitan dengan air tanah yang jauh. Selain itu, mengembangkan asam gelugur secara vegetatif juga bukanlah perkara mudah. Jika dicangkok atau disambung pucuk, maka tingkat keberhasilannya (menurut pengalaman penulis) adalah di bawah 10 persen. Beda jauh dengan mencangkok jambu, yang tingkat keberhasilannya bisa 100 persen. Atau bandingkan dengan sambung pucuk pohon kakao yang bisa jadi 80 persen.

Cara lain yang bisa ditempuh adalah dengan perbanyakan lewat stek akar. Cara ini lumayan berhasil, namun jumlah bibit yang bisa dihasilkan sangatlah terbatas, mengingat pohon indukan akan mati jika akarnya terlalu banyak dipotong dan diambil.

Memangnya, apa masalahnya jika diperbanyak lewat biji?

Pertama, mendapatkan bijinya tidaklah mudah. Buah asam gelugur umumnya dipanen oleh pengepul saat buahnya masih hijau. Otomatis bijinya tidak bisa dijadikan bibit.
Mengapa tidak menunggu sampai buahnya matang?
Matangnya buah sangat tidak serempak. Jika di pohon ada seribu butir buah asam, dalam satu hari bisa-bisa yang matang dan jatuh hanya sepuluh sampai dua puluh buah saja. Selain itu, buah yang sudah matang akan menghasilkan asam potong kering yang lebih sedikit. Satu kg asam potong kering berasal dari sekitar 5 kg buah asam yang masih hijau, jika sudah matang maka angkanya adalah 5,5-6 kg.    

Kedua, jika bibit berasal dari biji, maka persentase kemungkinan jantan cukup tinggi. Menurut pengalaman penulis, dan hasil sharing dengan teman-teman sesama petani asam gelugur, persentase kemungkinan jantan itu ada di kisaran 20-40 persen. Penulis pernah menanam 10 batang asam gelugur dan yang jantan 3 pohon. Seorang teman di Aceh menanam 215 pohon dan yang jantan 88 pohon.

Sayangnya, sampai detik ini belum diketahui cara membedakan mana bibit jantan dan mana bibit betina. Benar bahwa ada berbagai teori dikemukakan oleh berbagai pihak, namun setelah penulis uji di lapangan, tak satu pun teori itu yang akurat. Pohon asam gelugur diketahui jenis kelaminnya hanya saat ia sudah berbunga, pada umur sekitar 6,5 tahun. Bunga yang bercabang-cabang dan banyak dalam satu tangkai menandakan bahwa pohon penghasilnya adalah pohon jantan. Sedangkan bunga betina yang akan menjadi buah umumnya hanya satu buah dalam satu tangkai.

Jika ada penjual bibit asam gelugur yang mengklaim bahwa bibit asam yang ia jual dijamin betina, padahal asalnya adalah dari biji, maka saya berani mengatakan bahwa klaim itu hanyalah klaim sepihak. Teori yang mengatakan bahwa bila bentuk biji asam itu membulat seperti kacang koro maka itu adalah biji asam betina, sedangkan bila berbentuk panjang lonjong adalah biji asam jantan, juga bukanlah sebuah teori yang benar-benar sudah teruji kebenarannya.

Lalu, apa solusinya?

Solusinya sederhana saja, namun akan makan biaya lumayan. Tanamlah bibit asam asal biji dengan populasi  dua kali lipat jumlah normal. Misalnya jarak tanam normal adalah 8x8 meter, maka kini kita tanam dengan jarak 4x8 meter. Nanti, yang jantan ditebang. Tinggal berdoa semoga yang jantan tidak terlalu berdekatan posisinya.  Kayu hasil tebangan pohon asam jantan itu bisa dijual ke pasaran. Untuk bahan bakar pembuatan batu bata, misalnya. Tetapi kalau kayunya sudah berdiameter 25 cm up, maka harganya akan cukup mahal, karena adalah bahan baku terbaik untuk pembuatan sampan/boat tangkap ikan di laut. Kayu asam gelugur adalah jenis kayu yang paling tahan terhadap air asin.

Sampai saat ini, inilah cara satu-satunya agar bisa memiliki kebun asam gelugur yang ideal. 

Jika punya satu hektar saja pohon asam gelugur yang sudah dewasa, maka satu keluarga kecil sudah bisa hidup dengan nyaman secara ekonomi. Sampai ke anak, cucu, cicit, pirit, antah-antah dan oneng-oneng. Tujuh turunan!

Syaratnya, ya setiap individu keturunan itu menanam minimal satu hektar asam gelugur juga. Kalau satu hektar tanaman asam gelugur itu digerogoti oleh tujuh turunan, jangankan uangnya atau buahnya, akarnya pun bisa habis tak bersisa.