Sabtu, 12 Desember 2015

Memilih Jenis Bibit Asam Gelugur



                                             Buah asam gelugur. Putik, muda dan matang.

Memilih Jenis Bibit Asam Gelugur
Saat ini, ada tiga jenis bibit asam gelugur.
1.Asal dari biji.
2.Asal dari stek akar, dan
3.Asal dari sambung pucuk.

Dari ketiga jenis bibit asam gelugur (selanjutnya ditulis AG) tadi, yang terbaik adalah yang jenis sambung pucuk. Namun sangatlah sulit mendapatkan bibit jenis ini karena penangkar sukar mendapatkan pucuk yang akan disambungkan kepada anakan asal biji. Pucuk yang bisa disambungkan hanyalah pucuk dari indukan betina yang baik dan merupakan pucuk puncak atau roof top. Dalam satu pohon indukan, paling-paling hanya akan didapat 1 atau 2 pucuk saja.

Jika pucuk berasal dari ranting, maka sampai kapan pun arah tumbuhnya tidak akan mau ke atas, tetapi tetap ke samping meski sudah disokong atau pun sudah di potong (cutting top). Karena sulit membuatnya inilah, maka bibit AG asal sambung pucuk biasanya dijual dengan harga yang mahal, antara Rp.100.000 sd. Rp.200.000/batang. Pembeli juga harus ekstra hati-hati, mana tahu ada penjual bibit yang nakal, membuat lalu menjual bibit AG yang pucuknya berasal dari bagian ranting. Secara fisik ini sukar dibedakan jika bibit masih belum tumbuh besar.  

Penulis sendiri saat ini masih bereksperimen bagaimana caranya agar sambungan itu mau tumbuh ke atas.

Ada pun bibit AG asal stek akar, maka ia mempunyai kekurangan yang mendasar. Tanaman AG asal stek akar memang akan betina semuanya, tetapi ia rentan terhadap angin kencang dan kekeringan, akibat akarnya yang terbatas dan bukan akar tunggang. Selain itu, tanaman AG jenis ini juga tidak bisa hidup terlalu lama. Menurut beberapa pendapat yang pernah penulis dengar dari beberapa pakar AG, batas usianya hanya sekitar 30 tahun. Kekurangan lainnya adalah tajuk pohonnya yang kecil, mirip tajuk tanaman asal cangkokan, sehingga buahnya juga akan sedikit. Sedangkan kelebihannya adalah ia akan lebih cepat berbuah, yakni pada umur sekitar 6 tahun.  Adapun harga bibit AG jenis ini ada di kisaran RP.50.000/batang.

Jika bibit AG yang kita tanam berasal dari biji, maka kekurangan mendasarnya adalah persentase kelamin jantan/banci (hermaprodite) yang cukup besar. Menurut pengalaman dan pendapat para ahli AG, persentase jantan itu ada di kisaran 20%-40%.

Penulis sendiri pernah dua kali mengirim bahan tanam ke sebuah laboratorium kultur jaringan di Jakarta, meminta mereka membuatkan bibit AG asal kultur jaringan (invitro), namun sejauh ini masih belum berhasil. Penulis memang tahu, jenis tanaman yang sulit dicangkok, maka akan sulit pula ditumbuhkan selnya di dalam cawan petri kultur jaringan.  

Hehehe, sebelum mengirim bahan tanam ke Jakarta, penulis pernah mencoba menumbuhkan sel jaringan AG ini di labor milik penulis, namun hasilnya gatot alias gagal total. 


                                                     Kuljar AG ku yang gagal.

Untuk itulah, kemudian penulis memutuskan menanam AG di lahan penulis di Riau dengan bibit asal biji, dengan sistim tanam dua kali populasi. Jarak tanam jadinya 4x8 meter, dan nanti yang jantan akan ditebang. Jual kayunya saja. Penyebaran  titik tumbuh betina tentu sulit akan teratur. Namun penulis yakin, dengan cara ini akan didapat sebuah kebun AG yang cukup bagus. Bisa diwariskan ke anak, cucu, cicit dst.

Ready stok bibit AG asal biji 1.000 batang. Harga Rp.7.000/batang. Tingi 15-18 cm. Dalam polibag kecil ukuran 12x17cm, berat 6 ons. Masih harus disalin ke polibag besar (ukuran 25x30 cm) dan di piara dulu selama 3 bulan baru siap tanam. Selama itu, bibit AG harus diajarkan kena panas matahari. Caranya ialah dengan menaruhnya di bawah para-para/pelindung dari daun kelapa/kelapa sawit.  Atur agar kerapatan daun melewatkan 40% cahaya, lalu biarkan daun kelapa sawit hancur dengan sendirinya. Daun kelapa sawit lebih direkomendasikan dari pada daun kelapa, karena daun kelapa lebih awet sehingga kurang baik meluluskan cahaya.



Jika berminat, hubungi  hp. 0813 7000 8997 dengan Muhammad Isnaini alias Bang Pilot. Alamat di Jalan Lintas Medan-Kisaran km 129, depan Puskesmas Petatal, dekat SPBU Petatal-Batu Bara.  Dusun III desa Petatal, kec. Talawi, Kab. Batu Bara, Sumut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar