Minggu, 10 April 2016

Asam Gelugur, Tanaman Pengganti Karet dan Sawit




                                 Kebun dan penjemuran asam gelugur. Foto : Alfian Nasution

Harga tbs kelapa sawit sudah mulai membaik, setelah sebelumnya sempat ‘meroket’ ke dasar palung samudera. Mirisnya, komoditas karet nasibnya tak sebaik sawit. Saat ini harga karet sadap satu hari masih terperosok pada kisaran Rp.4.500-Rp.5.500 per kilogram. Akibatnya, banyak petani yang enggan menyadap pohon karetnya, karena hasil yang didapat lebih kecil daripada gaji harian buruh lepas di tempat lain. Petani karet memilih menelantarkan kebun karetnya, lalu mengadu nasib ke negeri seberang. Anak-anak juga putus kuliah, karena ketiadaan biaya.  Pilu memang, tetapi itulah gambaran  kondisi petani perkebunan di Indonesia. 

Ada tiga sebab gonjang-ganjingnya harga komoditi sawit dan karet di Indonesia. Turunnya harga minyak bumi dunia, permainan mafia komoditas dan ketidak pedulian pemerintah. 

Di tengah badai ekonomi dan puting beliung ketidak pedulian pemerintah ini, petani kita harus segera putar otak. Banting stir mencari lahan baru yang lebih menjanjikan. Mengembangkan komoditas lain yang pasarnya tidak diobok-obok para mafia berdasi yang dekat dengan sang Petruk.


Salah satu jenis tanaman yang sangat potensial untuk dikembangkan adalah asam gelugur (Garcinia Atroviridis). Tanaman ini diunggulkan karena merupakan tumbuhan endemik Nusantara, mudah dibudidayakan, harga jual produknya tidak pernah turun, pasarnya terbuka lebar dan hasil uangnya tergolong luar biasa banyak. 

Buah asam gelugur yang sebutirnya sebesar kepala bayi itu kini banyak dipakai sebagai bahan baku obat, kosmetik, bumbu dapur, dan bahan dasar pembuatan minuman tinggi vitamin C. Selain buahnya, kini sudah dikembangkan pula teh asam gelugur yang dibuat dari ekstrak daun asam gelugur. Kayu pohon asam keluarga dekat mangis dan asam kandis ini juga tergolong kayu kelas satu, sehinga harganya cukup mahal. Banyak dipakai orang untuk bahan pembuatan lunas kapal kayu, karena sifat kayunya yang tahan air asin. Selain itu, kayu asam gelugur juga sangat baik untuk dibuat kusen pada pembangunan rumah dan perkantoran. 

Kendala budidaya asam gelugur satu-satunya hanyalah masa menungu produksi yang tergolong agak lama, antara lima hingga enam tahun. Namun hal itu dapat direduksi dengan cara tanaman tumpang sari. Ada banyak tanaman yang dapat ditumpangsarikan dengan tanaman asam gelugur. Diantaranya adalah singkong, palawija, bumbu-bumbuan, pepaya, pisang, kopi ateng, lada perdu, dan tanaman muda lainnya.

Setelah dewasa, satu batang tanaman asam gelugur yang dirawat baik dapat menghasilkan buah asam segar seberat 400 kilogram setiap tahunnya, yang artinya  setara dengan uang sebanyak 2.400.000 rupiah. Jika dalam satu hektar ada 156 batang, silahkan hitung sendiri berapa pendapatan yang bakal diraih.  
   
Sudah saatnya petani Indonesia beralih kepada komoditi lain yang jauh lebih menguntungkan. Terpaku pada bertanam sawit dan karet hanya akan membuat petani kita menjadi bulan-bulanan para mafia komoditas. Seenak perutnya kartel komoditi itu menentukan harga beli, sementara pemerintah tak kunjung peduli. 

A new hopeless from East itu harus kita sikapi dengan bijak, cepat dan penuh semangat. Saat tak ada yang pedulikan petani karet, saat itulah masa yang tepat buat kita untuk mengambil keputusan yang besar.
Perubahan itu kita juga yang lakukan. 

Berhentilah berharap. Segera kita beraksi. Masa depan anak cucu ada di hadapan kita. Mari kita pertanggung jawabkan amanah Illahi itu dengan baik.

Sabtu, 09 April 2016

Analisa Hasil Usaha Bertanam Asam Gelugur Satu Hektar






Analisa ini disusun berdasarkan harga-harga yang berlaku di Sumatera Utara pada April 2016. Variabel harga mungkin dibutuhkan jika aplikasi dilakukan di daerah lain.

Modal :
1.Pembersihan lahan semak belukar (borongan)   Rp.1.000.000.
2.Bibit asal biji 156 x 2 x Rp.10.000 = Rp.3.120.000.
4.Dolomit 312 kg x Rp.600 = Rp.187.200.
5.Pupuk kandang  satu ton  = Rp.600.000.
6.Mobilisasi bibit, dolomit dan pukan satu trip = Rp.300.000.
7.Upah tanam 156 titik tanam @2 lubang dgn 2 bibit tertanam = 312xRp.3.000 = Rp.936.000.
8. Pupuk NPK Phonska 100 kg x 7 tahun x Rp.2.300 = Rp.1.610.000.
9.Pupuk NPK Phonska 150 kg x 23 tahun x Rp.2.300 = Rp.7.935.000.
10.Pupuk kandang 500 kg x 30 tahun x Rp.600 = Rp.9.000.000.
11.Mobilisasi pupuk NPK dan pupuk kandang 30 tahun x Rp.125.000 = Rp.3.750.000.
12.Upah tabur pupuk kandang dan pupuk NPK 30 tahun x 2 hk x Rp.65.000 = Rp.3.900.000.
13.Pengendalian gulma 30 tahun x Rp.650.000 = Rp.19.500.000.
14.Pengendalian hama dan penyakit 30 tahun x Rp.300.000 = Rp.9.000.000.
15.Sewa tanah 30 tahun x Rp.5.000.000. = Rp.150.000.000.
16.Biaya lain-lain Rp.10.000.000.

Jumlah  : Rp.220.838.200. Terbilang : dua ratus dua puluh juta delapan ratus tiga puluh delapan ribu dua ratus rupiah.
Biaya bunga bank tidak dihitung.

Hasil :
Dijual buah asam segar 156 pohon betina  x 200kg (rerata minimal) x Rp.6.000 x (30-7) tahun = Rp.4.305.600.000. Terbilang : empat miliar tiga ratus lima juta enam ratus ribu rupiah.

Hasil bertanam asam gelugur satu hektar satu hari sejak mulai menanam =
Rp.4.305.600.000 - Rp.220.838.200 =Rp. 4.084.761.800 : 30 : 12 : 30 =
Rp.378.000 (dibulatkan).

Perhitungan dilakukan sampai hanya umur 30 tahun, sedangkan umur asam gelugur sampai ratusan tahun dengan jumlah buah yang makin banyak. Tidak jarang didapat satu batang pohon asam gelugur yang sudah berumur 40 tahun menghasilkan buah asam segar sebanyak 800 kg/tahun.

Demikianlah analisa ini kami lakukan, dengan tidak menutup kemungkinan koreksi dari pihak lain.
Salam tani Indonesia!