Ada banyak
jenis tanaman yang dapat dimuliakan dengan cara perbanyakan vegetatif, seperti
cangkok, okulasi, sambung pucuk, merunduk, menyusu dan lain-lain.
Namun
berbeda halnya dengan asam gelugur. Asam gelugur sulit dikembangkan dengan cara
cangkok, karena akar tidak mau keluar, meski sudah diupayakan dengan berbagai
cara.
Begitu pula
dengan cara sambung pucuk (top grafting). Kesulitannya karena pucuk yang
dipakai haruslah pucuk puncak (roof top), sedangkan jumlah pucuk roof top ini
tentu sangat terbatas. . Pucuk ranting tidak bisa dipakai, karena pengalaman
menunjukkan pucuk ranting yang disambungkan tidak mau tumbuh membesar, tetapi
hanya memanjang. Akibatnya, pohon akan
menjadi berbentuk seperti perdu menjalar atau seperti rotan.
Karena sifat
yang aneh itulah maka perbanyakan asam gelugur dengan cara okulasi, merunduk
dan menyusu juga tidak bisa dilakukan.
Karena
itulah, untuk saat ini, penanaman asam gelugur dalam jumlah besar hanya bisa
dilakukan lewat perbanyakan asal biji dan stek akar.
Seandainya
ranting asam gelugur punya sifat seperti ranting durian, mangga, jambu,
rambutan, kelengkeng, alpukat dan tanaman lainnya, maka akan mudahlah buat kita
mengembangkanya.
Tapi,
kehendak Tuhan jua yang berlaku. Sel-sel jaringan pada ranting asam gelugur cenderung
hanya tumbuh memanjang, tidak mau membesar. Mungkin sel-sel itu membelah hanya
ke arah depan, tidak ada yang membelah ke arah samping.