Asam gelugur (Garcinia atroviridis) merupakan salah satu tanaman yang menyimpan potensi ekonomi yang sangat tinggi untuk dibudidayakan. Secara garis besar, dalam periode yang sama yakni selama 25 tahun, asam gelugur akan memberikan hasil 5 (lima) kali lipat dibanding tanaman kelapa sawit.
Jamaknya asam gelugur diperbanyak dengan cara
generatif, yakni melalui biji. Untuk itu perlu dipilih biji yang berasal
dari indukan yang sehat, berbuah lebat, buahnya besar-besar dan masa berbuahnya teratur, umur minimal 25 tahun, juga bebas hama dan penyakit.
Tidak semua pohon asam gelugur ini buahnya
mengandung biji. Umumnya, pohon yang selalu dipanen saat buahnya masih
muda, maka buahnya (yang sudah tua) tidak atau jarang yang berbiji.
Ada pun pohon asam yang dipanen setelah buahnya
jatuh sendiri, biasanya dalam satu buah akan mengandung 3-7 butir biji.
Biji-biji ini direndam dalam air hangat selama satu malam lalu disemai
di bedengan pasir. Biasanya, setelah berdaun empat atau umur 45 hari
sesudah semai, bibit dapat dipindahkan ke polibag. Penanaman ke lapangan
7-8 bulan kemudian. Penyakit yang paling umum di persemaian dan di
penangkaran adalah penyakit rebah semai yang disebabkan oleh jamur.
Pengendalian dengan aplikasi fungisida. Dosis dan interval, lihat di
kemasan masing-masing.
Menanam asam gelugur dari biji memiliki keuntungan dan kerugian. Kerugiannya
adalah sekitar 20 persennya akan menjadi jantan alias tak berbuah. Cara
mengatasinya adalah dengan menanam sebanyak 120 persen dari populasi
seharusnya. Yang jantan nantinya akan ditebang. Ketahuan jantan
betinanya adalah pada saat pertama kali berbunga. Pohon yang berbunga
betina adalah yang bunganya tunggal, satu tangkai satu bunga, sedangkan
bunga jantan adalah bunga jamak, satu tangkai bisa 3-10 bunga.
Selain ada yang jantan, masa panen asam gelugur asalan biji juga lumayan lama, sekitar tujuh tahun sesudah tanam, tentunya dengan perawatan yang baik.
Tetapi, dibalik kerugian-kerugian itu, ada beberapa
keuntungan yang justru sangat berarti. Asam gelugur asalan biji,
akarnya menghujam kuat ke bumi, hingga sangat tidak mudah tumbang.
Tajuknya juga besar dan lebar, hingga buahnya akan jauh lebih banyak
jika dibanding asam gelugur cangkokan. Selain itu, umurnya juga nyaris
tak terbatas. Asam gelugur asalan biji adalah sebentuk pohon abadi.
Umurnya bisa sampai 300 tahun. Bahkab lebih. Makin tua makin banyak pula
buahnya. Taklah mengherankan jika ada satu pohon asam gelugur yang
dalam sekali panen mampu menghasilkan buah segar sebanyak 1 ton.
Karena harga buah segar asam ini di tingkat pengepul adalah rp.5.000/kg, maka satu batang pohon asam gelugur tak sulit untuk menghasilkan uang 5 juta rupiah setiap tahunnya.
Janganlah mengharap hasil yang sama jika tanaman
asam gelugur kita berasal dari perbanyakan lewat cara mencangkok atau
stek akar. Semua tanaman yang berasal dari cangkokan dan stek akan
memiliki akar yang lemah, tajuk yang kecil, dan umur yang terbatas.
Ada pun cara mencangkok pohon asam gelugur adalah sebagai berikut.
Pilih batang (cabang) yang tegak,
besarnya sebesar jari tangan orang dewasa atau lebih sedikit. Kupaslah
sekeliling kulitnya. Panjang kupasan 5-8 cm. Kerok sisa kambiumnya
sampai bersih. Biarkan selama satu bulan. Nanti akan
timbul bengkak di ujung kulit sebelah atas. Itu adalah kalus atau calon
akar. Kemudian balutlah seluruh bagian batang yang dikupas itu, termasuk
kalus tadi, dengan sekepal tanah subur yang lembab. Setelah itu balut dengan lembaran plastik bening. Ikat dengan erat menggunakan tali plastik.
Penyiraman 3 hari sekali. Injeksikan air dengan
alat suntik tanpa jarum. Bisa juga dengan botol bekas minyak Singer.
Suntikkan air secukupnya dari bagian atas balutan plastik yang sudah
dilubangi kecil saja.
Akar akan keluar dalam waktu sekitar sebulan. Dan
setelah dua bulan, sesudah akar cukup banyak, potonglah cangkokan pakai
gergaji. Buang sebagian daunnya, sisakan sepertiga bagian atas saja.
Buka plastik dan tanamkan ke dalam polibag. Media tanam tanah subur plus
pukan dengan campuran 1:1. Taruh di tempat teduh 100 persen selama dua
bulan. Kemudian baru diperkenalkan kepada panas matahari secara
bertahap.
Tingkat keberhasilan pencangkokan ini terbilang
rendah, karena asam gelugur termasuk pohon yang tidak mudah dicangkok.
Tidak seperti jambu, mangga atau durian. Penggunaan perangsang akar tampaknya tidak memberikan kontribusi yang nyata terhadap keberhasilan pencangkokan.